Search Suggest

Rock Mass Rating (RMR) Penilaian Terhadap Batuan

4 menit

Rock Mass Rating (RMR) adalah salah satu metode klasifikasi massa batuan yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu massa batuan (Bieniawski, 1989).

Rock Mass Rating
merupakan suatu cara untuk menilai suatu batuan. Bagaimana caranya
menilai suatu batuan? Untuk apa batuan dinilai? Saya akan menjelaskan
salah satu bagian penting dalam pelaksanaan pekerjaan terowongan.


Gambar marking lubang rencana blasting dan pekerjaan shotcrete pada terowongan
 
Sistem Rock Mass Rating (RMR)
pada awalnya telah dikembangkan pada South African Council of
Scientific and Industrial Research (CSIR) oleh Bieniawski (1973)
berdasarkan pengalamannya di terowongan dangkal pada batuan sedimen
(Kaiser et al., 1986; dalam Singh, 2006). Klasifikasi geomekanik
didasarkan pada hasil penelitian 49 terowongan di Eropa dan Afrika,
dimana klasifikasi ini menilai beberapa parameter yang kemudian diberi
bobot (rating) dan digunakan untuk perencanaan terowongan (Bieniawski,
1973, 1976, 1984; dalam Nurfalah, 2010). Tujuan menggunakan klasifikasi
ini dalah sebagai bentuk komunikasi para ahli untuk menyelesaikan
permasalahan geoteknik. Seperti dapat memperkirakan sifat-sifat dari
massa batuan dan dapat juga merencanakan kestabilitas terowongan atau
lereng.

Klasifikasi geomekanik sistem RMR
adalah suatu metode empiris untuk menentukan pembobotan dari suatu
massa batuan, yang digunakan untuk mengevaluasi ketahanan massa batuan
sebagai salah satu cara untuk menentukan kemiringan lereng maksimum yang
bisa diaplikasikan untuk hal pembuatan terowongan (Bieniawski, 1973;
dalam Nurfalah 2010). Klasifikasi ini didasarkan pada enam parameter,
antara lain sebagai berikut :



1. Kekuatan batuan (Rock strength)

Bieniawski (1984), kekuatan suatu batuan secara utuh dapat diperoleh
dari Point Load Strength Index atau Uniaxial Compressive Strengh. 
Beliau menggunakan klasifikasi Uniaxial Compressive Strength (UCS) yang
telah diusulkan oleh Deere & Miller, 1968 (Bieniawski, 1984) dan
juga UCS yang telah ditentukan dengan menggunakan Hammer Test. Kekuatan
batuan utuh adalah kekuatan suatu batuan untuk bertahan menahan suatu
gaya hingga pecah. Kekuatan batuan dapat dibentuk oleh suatu ikatan
adhesi antarbutir mineral atau tingkat sementasi pada batuan tersebut,
serta kekerasan mineral yang membentuknya. Hal ini akan sangat
berhubungan dengan genesa, komposisi, tekstur, dan struktur batuan.




Sumber : ISRM, 1981; dalam Hutchinson, 1996
Tabel Klasifikasi
Kekuatan Batuan




Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar Kegiatan Uji Tekan Batuan




2.  Rock Quality Designation (RQD)

Menurut Deere et al., (1967, dalam Hoek, 1995) kualitas massa batuan
dapat dinilai dari harga RQD, yaitu suatu pedoman secara kuantitatif
berdasarkan pada perolehan inti yang mempunyai panjang 100 mm atau lebih
tanpa rekahan. RQD didapat dari perhitungan langsung dari singkapan batuan yang mengalami retakan-retakan (baik lapisan batuan maupun kekar atau sesar) berdasarkan rumus Hudson (1979 dalam Djakamihardja & Soebowo, 1996). Nama lain dari RQD
adalah suatu penilaian kualitas batuan secara kuantitatif berdasarkan
kerapatan kekar.



Baca Juga:
Sumber: Deree, 1989; dalam Hoek, 1995
Gambar Pengukuran dan perhitungan RQD




3.  Jarak diskontinuitas (Spacing of discontinuities)

Diskontinuitas adalah bentuk-bentuk ketidak menerusan massa batuan,
seperti kekar, bedding atau foliasi, shear zones, sesar minor, atau
bidang lemah lainnya. Jarak diskontinuitas dapat diartikan sebagai jarak
rekahan bidang-bidang yang tidak sejajar dengan bidang-bidang lemah
lain. Sedangkan spasi bidang diskontinuitas adalah jarak antar bidang
yang diukur secara tegak lurus dengan bidang diskontinuitas.




Sumber: Bieniawski, 1979; dalam Hutchinson, 1996
Tabel Klasifikasi
Jarak Diskontinuitas




4.  Kondisi diskontinuitas (Condition of discontinuities)


Kondisi diskontinuitas merupakan suatu  parameter yang terdiri dari
beberapa sub-sub parameter, yakni kemenerusan bidang diskontinuitas
(persistence), lebar rekahan bidang diskontinuitas (aperture), kekasaran
permukaan bidang diskontinuitas (roughness), material pengisi bidang
diskontinuitas (infilling), dan tingkat pelapukan dari permukaan bidang
diskontinuitas (weathered).




Sumber: Bieniawski, 1979; dalam Singh 2006
Tabel Kondisi
Diskontinuitas




5.  Kondisi Airtanah (Groundwater condition)


Air tanah sangat berpengaruh terhadap lubang bukaan suatu terowongan,
sehingga posisi muka air tanah terhadap posisi lubang bukaan sangat
perlu diperhatikan. Kondisi air tanah dapat dinyatakan secara umum,
yaitu kering (dry), lembab (damp), basah (wet), menetes (dripping), dan
mengalir (flowing).




Sumber: ISRM, 1978; dalam Hutchinson, 1996
Tabel Kondisi Air Tanah




6.  Orientasi diskontinuitas (Orientation of discontinuities)

Orientasi diskontinuitas merupakan strike/dip diskontinuitas (dip/dip
direction). Orientasi bidang diskontinuitas sangat mempengaruhi
kestabilan lubang bukaan terowongan, terutama apabila adanya gaya
deformasi yang mengakibatkan berkurangnya suatu kuat geser.


Orientasi bidang diskontinuitas yang tegak lurus sumbu lintasan
terowongan, sangat menguntungkan. Sebaliknya orientasi bidang
diskontinuitas yang sejajar dengan sumbu lintasan terowongan, akan
sangat tidak menguntungkan.


Di lapangan, orientasi bidang diskontinuitas dapat diperoleh dengan
mengukur strike/dip kekar menggunakan kompas geologi. Begitu pula dengan
arah lintasan terowongan, dapat diperoleh dengan mengukur azimuth arah
lintasan terowongan menggunakan kompas geologi.



Bagaimana? Sekarang sudah mengerti tentang Rock Mass Rating (RMR) Penilaian Terhadap Batuan? Semoga artikel ini dapat membantu
menambah wawasan anda. Terima Kasih.























Bidang Geologi yang saya sharing dari apa yang sudah pernah saya kerjakan dalam terowongan. Kritik, saran,
dan koreksi sangat saya hargai dan saya sangat berterima kasih. Terima
kasih sudah mau merelakan waktunya untuk membaca blog saya yang sederhana ini. Sekian artikel saya mengenai Rock Mass Rating (RMR) Penilaian Terhadap Batuan
 

Sumber: Hoek and Brown (1995), Bieniawski (1984),
Hutchinson (1996),
 

Penutup

Sekian Penjelasan Singkat Mengenai Rock Mass Rating (RMR) Penilaian Terhadap Batuan. Semoga Bisa Menambah Pengetahuan Kita Semua.

Posting Komentar

pengaturan flash sale

gambar flash sale

Promo

gambar flash sale