Search Suggest

PETA IRIGASI KLAMBU

Baca Juga:


PETA DAERAH IRIGASI KLAMBU


Indonesia selain sebagai negara kepulauan juga disebut juga sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja dalam sektor pertanian, maka pembangunan irigasi sangatlah penting bagi bangsa ini. Ada banyak sekali permasalahan yang timbul dalam usaha pembangunan fasilitas pertanian ini baik faktor alam maupun manusianya. Berikut adalah beberapa ulasan tentang permasalahan irigasi yang ada di-Indonesia.  

1. Fluktuasi ketersedian jumlah air. 
Indonesia adalah negara beriklim tropis dengan dua musim. Secara umum kebutuhan air akan meningkat drastis pada musim kemarau padahal jumlah air yang tersedia pada musim kemarau bisa dibilang sedikit. Kemudian pada musim penghujan terjadi hal yang sebaliknya, jumlah air sangat melimpah hingga harus dibuang melalui saluran drainase menuju laut. Tantangannya adalah bagaimana cara menyimpan jumlah air yang berlebihan saat musim penghujan untuk di alirkan pada musim kemarau. Maka dibutuhkan bangunan penampung air seperti waduk, situ dan saluran irigasi sangat berperan dalam kasus ini. 
Ketersedian air atau disebut juga Debit Andalan adalah debit minimum sungai dengan kemungkinan debit terpenuhi 80% sehingga dapat dipakai untuk kebutuhan irigasi. Debit andalan pada umumnya dianalisis sebagai debit rata-rata untuk periode setengah bulanan atau bulanan. Kemungkinan tak terpenuhi ditetapkan 20% (kering), untuk menilai tersedian airnya berkenaan dengan kebutuhan pengambilan (diversion requirement). 
  
Saat ini perhitungan debit andalan memakai perhitungan dengan metoda Van Mock, Gumbel dan sebagainya, yakni memperhitungkan curah hujan yang jatuh dalam Catchment Area (CA) dari suatu outlet ( misalnya bendung atau waduk ) yang langsung memakai debit andalan tersebut untuk daerah irigasinya. Perhitungan tersebut hanya bermanfaat untuk perhitungan operasional suatu bendung tunggal (yang berdiri sendiri) atau Optimalisasi Storage Routing suatu waduk: yakni dengan melakukan kajian CA (pengukuran topografi, sifat penutup permukaan, kerapatan drain dan sebagainya) serta data klimatologi (curah hujan, kecepatan angin, tekanan udara dan sebagainya). Kemudian dengan kajian tersebut, yang dikonfrontir dengan kondisi tampungan waduk itu sendiri (laju sedimentasi,  umur waduk, pengukuran tampungan, sistem operasional  dan sebagainya) yang akan membutuhkan waktu yang lama dan memang dikhususkan untuk keperluan tersebut, maka metoda simulasi release antar Waduk dengan bendung-bendung terkait tersebut sangat  beralasan untuk dipertimbangkan sebagai dasar paling nyata dan paling ideal untuk menentukan debit andalan karena merupakan kenyataan yang terjadi selama ini.
 
 Grafik Neraca Air dan selisih antara debit kebutuhan dan debit andalan (m3/dt)

2. Daerah rawan banjir.
Berkaitan dengan dengan masalah pertama tentang fluktuasi air permukaan pada musim penghujan jumlah air sangat melimpah apabila salah dalam penanganan akan mengakibatkan bencana banjir. Sistem irigasi dan drainase yang baik seharusnya bisa menyimpan air yang melimpah tanpa menyebabkan banjir pada suatu wilayah.
Kita juga dapat menganalisis daerah rawan banjir dengan melihat curah hujan maksimum dibeberapa stasiun hujan. Prediksi curah hujan harian maksimum tiap bulan dianalisis, dengan menggunakan analisis statistik cara log pearson type III atau metode lainnya. selain mempertimbangkan curah hujan maksimum juga kita mencatat kapasitas alur dan debit banjir pada suatu daerah, Dari pemantauan banjir yang pernah terjadi dan data t.m.a banjir tersebut akan dipakai sebagai prediksi daerah rawan banjir baik akibat kondisi tanggul yang kritis dan juga kapasitas alur sungai yang mengalirkan air sampai kelaut.


Dari tabel tersebut diatas bahwa pada tahun 1993 hampir semua sungai meluap dengan curah hujan 1 hari ( 24 jam ) saat itu sebesar 215 mm. Hal ini dapat dipakai sebagai referensi bila curah hujan ( harian ) terjadi mendekati angka tersebut semunya akan meluap. dikarenakan kapasitas alur yang terbatas, serta kondisi sistem drainase maupun topografi daerah yang rawan terhadap genangan banjir dari data pemantauan banjir tahun 1993 disajikan dalam gambar dibawah ini.
 
Gambar : Peta Daerah Rawan Banjir
 


3. Permasalahan topografi.
Kita tahu bahwa sifat air adalah mengalir dari dataran tinggi ke rendah. Disini terdapat masalah, kadang-kadang ketersediaan sumber air permukaan tidak sesuai dengan kebutuhan. Ada sumber air yang terletak sangat jauh dari sawah petani sehingga jika dibuat jaringan irigasi akan sangat mahal sekali. Ada pula yang dekat dengan areal persawahan tapi posisinya lebih rendah, ini adalah suatu kondisi yang tidak menguntungkan. Oleh karena itu diperlukan bangunan yang mampu mempertinggi muka air semacam bendung atau pompa air. Maka investasi yang besar dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini. 

4. Keadaan tanah.
Mengapa keadaan tanah dimasukan dalam permasalah irigasi? Jenis tanah akan menjadi faktor penting dalam usaha mencapai keberhasilan pembangunan irigasi. Tanah yang baik adalah tanah yang subur untuk tanaman dan tidak porous. Tanah harus bisa menyimpan air dalam waktu yang cukup lama agar tidak meresap hilang kedalam bumi. Maka jenis tanah tertentu ada yang tidak cocok untuk dijadikan daerah pertanian. Sebagai contoh tanah di daerah karst atau pegunungan kapur, tidak cocok sebagai irigasi pertanian karena terlalu porous sehingga air mudah hilang.

5. Sumber daya manusia.
Faktor yang paling utama untuk mencapai keberhasilan pembangunan irigasi adalah SDM yang ada itu sendiri. SDM yang saya maksud dalam hal ini adalah para petani. Perilaku petani dalam memandang air yang masih bersifat sosial (bebas), Perilaku petani dalam mengelola sarana dan prasarana irigasi masih minim (rasa memiliki sangatlah kurang), SDM petani kita masih rendah, sebagian besar petani kita kurang kerjasama dalam pengelolaan irigasi.



Foto diatas adalah salah satu contoh kekurang pedulian warga dalam menjaga infrastruktur saluran irigasi dan permasalahan umum pada irigasi. Ini adalah salah satu contoh masalah sosial yang kadang tidak diperdulikan. Dengan adanya corongan liar dan sampah yang sebanyak itu maka jaringan irigasi tidak akan bekerja dengan baik optimal dan juga bisa mendatangkan bencana banjir.

Terlepas dari perilakunya, hal yang lebih mendasar lagi untuk membuka sawah ialah seberapa banyak jumlah petani yang ada dalam suatu wilayah tersebut dan apakah mereka bersedia? Hal itu harus dipastikan terlebih dulu sebelum membangun jaringan irigasi didaerah persawahan yang baru.

6. Pembebasan lahan.
Faktor sulit atau tidaknya pembebasan lahan sangat berpengaruh terhadap cepat atau tidaknya pembangunan irigasi itu dilaksanakan. Hal ini tidak bisa terlepas dari kerelaan pemilik lahan untuk diajak berkompromi. Setahu saya pembebasan lahan di-Indonesia merupakan suatu yang cukup sulit. Hal ini harus diatasi dengan memberikan kompensasi yang memadai bagi para pemilik lahan.

7. Peningkatan jumlah penduduk.
Peningkatan jumlah penduduk yang terjadi saat ini sudah cukup memberikan maslah dalam bidang pertanian, terutama didaerah jawa. Masalah tersebut adalah berubahnya fungsi lahan pertanian menjadi perumahan penduduk. Semakin menyempitnya lahan akan menjadikan produksi hasil pertanian juga menurun.

8. Pembangunan kadang tidak memberikan fasilitas penunjang hidup yang memadai.
Pembangunan irigasi untuk persawahan tidak bisa berdiri sendiri. Pembangunan ini harus berkesinambungan dengan sarana dan prasarana penunjang kehidupan petani yang lain diantaranya : pembangunan jaringan transportasi yang baik, fasilitas lingkungan, tidak terpencil dan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan yang lain.


Untuk itu dalam perencanaan irgasi alangkah baiknya diperlukan kajian dan analisa yang luas dan menyeluruh serta data yang lengkap seperti : Hidroklimatologi, Neraca Air dan Keseimbangan Air, Data Pemanfaatan Air, Iklim dan ketersediaan Air, Peta Tata Guna lahan, Peta Data Geologi, Kondisi dan Jenis tanah, Kondisi Topografi dan kelerengan, Kondisi dan Erosivitas Hujan, dan Prediksi Erosi pada suatu DAS (Daerah Aliran Sungai) yang akan dibangun bendung dan pengembangan Irigasinya.

 
 

Sekian Semoga dapat menjadi masukan dan penelitian lebih lanjut oleh Pengelola Sumber Daya Air dan Pemerintah. Terima Kasih.

Penutup

Sekian Penjelasan Singkat Mengenai PETA IRIGASI KLAMBU. Semoga Bisa Menambah Pengetahuan Kita Semua.

Posting Komentar

pengaturan flash sale

gambar flash sale

gambar flash sale