Search Suggest

Budidaya Kebun Bunga Matahari, Sebulan Raup Untung Rp 100 Juta

Baca Juga:


Mungkin sebagian orang berpikir lahan pertanian
digunakan hanya untuk bertani dan bercocok tanam saja. Namun tidak bagi
para petani di Kabupaten Bantul, Jogjakarta. Sejumlah petani menyulap
lahan pertanian padi mereka menjadi objek wisata. Yakni menanam bunga
matahari yang kemudian menjadi tujuan wisatawan untuk berfoto.

SIAPA sangka ide brilian ini rupanya menghasilkan omzet hingga ratusan juta
rupiah. Ide bermula saat sejumlah
petani di Desa Sri Gadung, Kecamatan Sanden yang tengah menanam padi,
cabai dan sayur mayur lainnya ini mencoba menanam bunga matahari yang
berfungsi sebagai barier atau pembatas lahan serta mengusir hama. Namun
setelah berkembang rupanya banyak warga yang datang untuk mengabadikan
foto mereka bersama bunga matahari tersebut. Lamban laun kawasan ini
dipadati pengunjung hingga wisatawan asing.

"Awalnya itu kita
tanam buat pembatas sama ngusir hama, tapi kok ada beberapa orang lewat
mampir minta izin mau berfoto. Eh lama kelamaan banyak yang datang. Nah
dari situ kita berpikir untuk menjadikan tujuan wisata," kata Ketua
Kelompok Tani Pasir Makmur Bantul, Suharma.

Memang diketahui
lokasi lahan pertanian cukup dekat dengan pantai pariwisata yakni pantai
Sambas. Sehingga banyak wisatawan yang datang dan melewati lahan
pertanian tersebut. Dari situ sebanyak 30 orang petani berinisiatif
membuat sekitar 9-10 kebun bunga matahari. Bahkan dari hasil wisata
kebun bunga matahari ini para petani mampu meraup keuntungan sebesar Rp
100 juta setiap bulannya.

"Masuknya itu kita tarif Rp 5 ribu per
orang kalau bawa bunga Rp 10 ribu. Kalau dalam sebulan itu terutama pas
momen hari libur panjang seperti tahun baru dan libur sekolah itu petani
tembus sampai Rp.100 juta sebulannya. Kalau rata-ratanya itu Rp.20-40
juta per bulannya," terang Suharma.

Suharma menjelaskan bunga
matahari memang terlihat cantik dengan warna kuning yang khas memikat
para wisatawan yang melintas. Namun siapa sangka menanam bunga matahari
terbilang susah-susah gampang. Bunga matahari sendiri hanya dapat tumbuh
hingga usia maksimal 20 hari saja. Sehingga para petani harus melihat
momen yang pas untuk menjadi target pasar mereka.

"Bunga matahari
itu kan tumbuh hanya 14 hari saja maksimal 20 hari. Jadi kita beritung
tanamnya. Mendekati hari libur sekolah, atau hari libur panjang dan
tahun baru itu kita targetnya. Jadi nggak sia-sia tanamnya. Karena
susah-susah gampang juga," tuturnya.

Namun karena tingkat
pengunjung yang semakin banyak, pihaknya saat ini telah menanam bunga
matahari secara berkelanjutan. Sehingga para petani menyetok bibit bunga
lalu kemudian menanamnya ketika usia bunga sudah mulai habis. Sebab
sebelumnya banyak lahan bunga matahari petani yang tutup ketika usia
bunga sudah habis.

“Saat ini waktu tanam kami sudah
berkelanjutan. Sebelumnya, umur matahari satu bulan dan waktu tanamnya
hingga tiga bulan. Sempat, hampir tiga bulan beberapa kebun bunga milik
petani tutup. Tapi sekarang, karena stok bibit sudah banyak. Kami bisa
melakukan peremajaan bunga matahari. Jadi tidak harus menanam baru.
Waktu berkelanjutan ini bisa konsisten. Jadi kapanpun wisatawan datang,
taman bunga selalu siap,” jelasnya.

“Paling tidak, kebun bunga ini bisa menjadi semangat mereka.
Bisa mengembangkan bisnis lainnya jadi tidak berharap dari hasil panen
saja tapi bisa sambil memanfaatkan fungsi lainnya seperti ini. Saya
kira, petani kita bisa,” pungkasnya. 

Penutup

Sekian Penjelasan Singkat Mengenai Budidaya Kebun Bunga Matahari, Sebulan Raup Untung Rp 100 Juta. Semoga Bisa Menambah Pengetahuan Kita Semua.

Posting Komentar

pengaturan flash sale

gambar flash sale

gambar flash sale