Bendungan Gravitasi (Gravity Dam)
Bendungan gravitasi adalah jenis bendungan yang menggunakan berat sendiri dan gaya gravitasi untuk menahan tekanan air. Berikut adalah penjelasan mengenai perencanaan, pembangunan, operasi, pemeliharaan, monitoring, pemantauan, dan rencana tindakan darurat pada bendungan gravitasi:
Perencanaan:
Perencanaan bendungan gravitasi melibatkan beberapa aspek penting, antara lain:
- Studi Hidrologi: Melakukan analisis curah hujan, aliran sungai, dan estimasi banjir untuk menentukan kapasitas bendungan yang diperlukan.
- Studi Geoteknik: Menilai kestabilan tanah dan batuan di sekitar lokasi bendungan untuk memastikan bahwa pondasi dapat menahan beban bendungan.
- Desain Struktur: Merancang dimensi, bentuk, dan material yang tepat untuk struktur bendungan agar dapat menahan tekanan air dengan aman.
- Analisis Keamanan: Melakukan analisis keamanan untuk memastikan bahwa bendungan dapat menahan tekanan air dan beban lainnya dengan aman.
Pembangunan:
Proses pembangunan bendungan gravitasi melibatkan langkah-langkah berikut:
- Persiapan Lokasi: Membersihkan dan mempersiapkan lokasi pembangunan, termasuk pembuatan akses jalan dan fasilitas konstruksi.
- Pembuatan Pondasi: Membangun pondasi yang kuat untuk mendukung berat bendungan dan menahan tekanan air.
- Konstruksi Struktur: Membangun dinding dan lapisan beton yang membentuk struktur bendungan, termasuk pemasangan tulangan baja untuk meningkatkan kekuatan.
- Pengisian Waduk: Mengisi waduk dengan air secara bertahap untuk menguji kestabilan dan kebocoran bendungan.
Operasi dan Pemeliharaan:
Setelah pembangunan selesai, bendungan gravitasi membutuhkan operasi dan pemeliharaan yang teratur. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam operasi dan pemeliharaan bendungan meliputi:
- Pengoperasian Pintu Air: Mengatur pintu air untuk mengontrol aliran air dan menjaga tinggi air di waduk sesuai dengan kebutuhan.
- Pemeliharaan Struktur: Memeriksa dan memperbaiki kerusakan pada struktur bendungan, termasuk retak atau kebocoran yang mungkin terjadi.
- Pemantauan Keamanan: Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap kondisi bendungan, termasuk pengukuran tinggi air, tekanan, dan deformasi struktur.
- Inspeksi Rutin: Melakukan inspeksi rutin untuk memastikan bahwa semua komponen bendungan berfungsi dengan baik dan aman.
Monitoring dan Pemantauan:
Monitoring dan pemantauan yang teratur sangat penting dalam menjaga keamanan bendungan gravitasi. Beberapa hal yang perlu dipantau meliputi:
- Tinggi Air: Memantau tinggi air di waduk untuk mengontrol aliran dan mencegah banjir.
- Tekanan Air: Memantau tekanan air di dalam bendungan untuk mendeteksi kemungkinan kebocoran atau kerusakan.
- Deformasi Struktur: Memantau deformasi struktur bendungan untuk mendeteksi perubahan yang dapat mengindikasikan kelemahan atau kerusakan.
- Pemantauan Geoteknik: Memantau kondisi tanah dan batuan di sekitar bendungan untuk mendeteksi perubahan yang dapat mempengaruhi kestabilan.
Rencana Tindakan Darurat:
Bendungan gravitasi juga harus memiliki rencana tindakan darurat yang siap digunakan dalam situasi darurat. Rencana ini meliputi:
- Evakuasi: Menentukan rute evakuasi yang aman dan mengkoordinasikan proses evakuasi jika terjadi ancaman keamanan.
- Komunikasi Darurat: Menyiapkan sistem komunikasi darurat untuk menghubungkan personel dan pihak terkait dalam situasi darurat.
- Monitoring dan Pemantauan Darurat: Memperkuat pemantauan dan pemantauan untuk mendeteksi perubahan yang dapat mengindikasikan ancaman keamanan.
- Perbaikan Darurat: Menyiapkan tim dan peralatan untuk melakukan perbaikan darurat jika terjadi kerusakan yang mengancam kestabilan bendungan.
Dalam kesimpulannya, perencanaan, pembangunan, operasi, pemeliharaan, monitoring, dan rencana tindakan darurat adalah aspek penting dalam bendungan gravitasi. Semua tahapan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan standar keamanan untuk menjaga kestabilan dan keamanan bendungan.
Pengaruh selimut beton terhadap gravity dam pada pelimpah (Spillway)
Pengaruh selimut beton terhadap gerusan dan rembesan pada bendungan beton dapat menjadi faktor penting dalam menjaga keamanan dan kestabilan bendungan. Berikut adalah beberapa informasi yang dapat ditemukan dari hasil pencarian:
- Bendung harus direncanakan dengan seksama agar aman terhadap rembesan. Hal ini menunjukkan bahwa selimut beton dapat berperan dalam mencegah rembesan pada bendungan beton
- Pengaruh rekah hidraulik juga perlu dipertimbangkan dalam merencanakan gravity dam untuk menjaga keamanannya.
- Selimut beton pada konstruksi batu kali juga dapat membantu mengurangi bahaya rembesan yang mengalir di bawah tubuh bendung.
- Tulangan pada selimut beton bendung berfungsi untuk mengikat beton dan bukan untuk menahan gerusan dan rembesan. Pada kasus tertentu, beton setebal 0,6-0,9 m dapat dihampar di dasar paritan untuk melindungi dasar paritan dari gerusan air rembesan.
- Selimut beton juga dapat digunakan untuk memperbaiki kerusakan pada sayap Sabodam dan gravity dam
Selimut beton pada pelimpah (spillway) pada gravity dam memiliki pengaruh yang penting terhadap keamanan dan kinerja bendungan. Berikut adalah beberapa pengaruh selimut beton terhadap pelimpah pada gravity dam:
-
Keamanan Struktur: Selimut beton pada pelimpah berfungsi sebagai lapisan pelindung yang menahan tekanan air yang tinggi saat waduk mencapai level penuh. Ketebalan dan kekuatan selimut beton harus dirancang dengan cermat agar dapat menahan tekanan air yang dihasilkan oleh aliran air yang melimpah.
-
Pengendalian Erosi: Selimut beton yang baik dapat mengurangi erosi pada permukaan pelimpah akibat aliran air yang kuat. Dengan adanya selimut beton yang tahan terhadap erosi, pelimpah dapat tetap berfungsi dengan baik dalam jangka waktu yang lebih lama.
-
Pengendalian Kavitasi: Kavitasi adalah fenomena yang terjadi ketika tekanan air turun secara tiba-tiba dan menyebabkan pembentukan gelembung udara yang dapat merusak struktur pelimpah. Selimut beton yang baik dapat membantu mengurangi risiko kavitasi dengan menghalangi masuknya udara ke dalam struktur pelimpah.
-
Perawatan dan Pemeliharaan: Selimut beton yang berkualitas baik memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang minimal. Permukaan selimut beton harus diperiksa secara berkala untuk mendeteksi kerusakan atau retak yang mungkin terjadi. Jika ditemukan kerusakan, perbaikan harus dilakukan segera untuk menjaga keamanan dan kinerja pelimpah.
-
Estetika: Selimut beton juga memberikan tampilan yang estetis pada pelimpah. Dengan pemilihan warna dan tekstur yang tepat, selimut beton dapat meningkatkan penampilan visual pelimpah dan sekaligus menjadi daya tarik bagi pengunjung.
Tebal Selimut Beton untuk Bangunan Gedung Menurut SNI 2847:2019
Pada SNI 2019, pasal 20.6.1 yang menjelaskan syarat selimut beton terhadap tulangan baja. Tidak termasuk untuk material lain yang tertanam, misalkan seperti pipa, saluran air dan fitting. Untuk material yang tertanam seperti pipa dengan dudukan fitting, ketebalan minimum adalah 40 mm untuk yang terpapar cuaca dan minimal 20 mm untuk yang tidak terpapar cuaca, syarat tersebut dijelaskan pada pasal 20.7.5.
Pada pasal 4.11.2, SNI menjelaskan jika ada syarat tebal selimut beton untuk kuat terhadap kebakaran yang lebih besar daripada tabel berikut. Maka diambil nilai ketebalan yang lebih besar. Namun, jika sebaliknya atau sama, persyaratan berikut bisa digunakan. SNI juga menganjurkan ACI 216.1 untuk panduan tentang perlindungan terhadap kebakaran terhadap beton struktural.
Berikut ini adalah tabel ketebalan minimum selimut, sesuai dari jenis beton dan metode pengecorannya.
Tabel Ketebalan selimut beton untuk komponen struktur beton nonprategang yang dicor di tempat
Berikut ini adalah syarat dari SNI struktur beton bangunan gedung untuk komponen struktur beton non-prategang yang pelaksanaan pengecorannya dilakukan di lapangan.
Paparan | Komponen struktur | Tulangan | Ketebalan Selimut, mm |
---|---|---|---|
Dicor dan secara permanen kontak dengan tanah | Semua | Semua | 75 |
Terpapar cuaca atau kontak dengan tanah | Semua | Batang D19 hingga D57 | 50 |
Batang D16, Kawat Ø13 atau D13 dan yang lebih kecil | 40 | ||
Tidak terpapar cuaca atau kontak dengan tanah | Pelat, pelat berusuk dan dinding | Batang D43 dan D57 | 40 |
Batang D36 dan yang lebih kecil | 20 | ||
Balok, kolom, pedestal dan batang tarik | Tulangan utama, sengkang, sengkang ikat, spiral dan sengkang pengekang | 40 |
Tabel Ketebalan selimut beton untuk komponen struktur beton prategang yang dicor di tempat
Berikut ini adalah syarat dari SNI struktur beton bangunan gedung untuk komponen beton prategang struktur yang pelaksanaan pengecorannya dilakukan di lapangan.
Paparan | Komponen struktur | Tulangan | Ketebalan Selimut, mm |
---|---|---|---|
Terpapar cuaca atau kontak dengan tanah | Dinding | Batang D43 dan D57; tendon dengan diameter lebih besar dari 40 mm | 40 |
Batang D36 dan yang lebih kecil; Kawat Ø13 dan D13 dan yang lebih kecil; tendon dan strand diameter 40 mm dan yang lebih kecil | 20 | ||
Lainnya | Batang D43 dan D57; tendon lebih besar dari diameter 40 | 50 | |
Batang D19 hingga D36; tendon dan strand lebih besar dari diameter 16 mm sampai dengan diameter 40 mm | 40 | ||
Batang D16, kawat Ø13 atau D13 dan yang lebih kecil; tendon dan strand dengan diameter 16 mm atau yang lebih kecil | 30 | ||
Tidak terpapar cuaca atau kontak dengan tanah | Pelat, pelat berusuk dan dinding | Batang D43 dan D57; tendon dengan diameter lebih besar dari 40 mm | 30 |
Tendon dan strand dengan diameter 40 mm dan yang lebih kecil | 20 | ||
Batang D36, kawat Ø13 atau D13 dan yang lebih kecil | 16 | ||
Balok, kolom, pedestal dan batang tarik | Tulangan utama | Lebih besar dari db dan 16 dan tidak boleh melebihi 40 | |
Sengkang, sengkang ikat, spiral dan sengkang pengekang | 10 |
Tebal Selimut Beton untuk Rumah Tinggal Menurut SNI 8140:2016
Untuk rumah tinggal, SNI ada mengeluarkan standar khusus yang diadopsi dari standar bangunan gedung. Untuk bangunan yang memiliki 3 lantai atau lebih disarankan untuk mengunakan standar bangunan gedung.
Terdapat pada SNI 8140:2016 di pasal 5.3 dan pasal 10.6.1 untuk slab/pelat di atas tanah (tidak termasuk pondasi tapak dengan slab yang dipertebal).
Berikut ketebalan selimut beton menurut SNI.
- Beton yang dicetak di atas tanah: 75 mm.
- Beton yang terekspos tanah atau cuaca:
- Batang tulangan No. 16, kawat W31 atau D31 dan yang lebih kecil: 40 mm; dan
- No. 19 dan yang lebih besar: 50 mm.
- Beton yang tidak terekspos tanah atau cuaca: 20 mm.
Sedangkan untuk slab/pelat di atas tanah diatur pada pasal 10.6.1,
- Kondisi interior : 20 mm
- Kondisi eksterior : 40 mm
Referensi : SNI 2847:2019 dan SNI 8140:2016
Penting untuk mencatat bahwa desain dan konstruksi selimut beton pada pelimpah harus mematuhi standar dan peraturan yang berlaku. Selain itu, pemantauan dan pemeliharaan yang teratur harus dilakukan untuk memastikan keamanan dan kinerja yang optimal dari pelimpah pada gravity dam.
Dari informasi di atas, dapat disimpulkan bahwa selimut beton dapat memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengurangi gerusan dan rembesan pada gravity dam. Namun, perlu diingat bahwa faktor-faktor lain seperti perencanaan yang seksama dan pengaruh rekah hidraulik juga perlu dipertimbangkan dalam menjaga keamanan bendungan.
Penutup
Sekian Penjelasan Singkat Mengenai Pengaruh selimut beton terhadap gerusan dan rembesan pada gravity dam . Semoga Bisa Menambah Pengetahuan Kita Semua.